Diposkan pada My Fanfiction, My Fanfiction

The love story of the spring (Yugyeom Ver.)

Cover yugyeom-yerin

Main Cast            : Kim Yu Gyeom (GOT7) and Baek Yerin (15&)

 

Support Cast      : GOT7’s Members and Yoon Dowoon (DAY6)

 

Genre                   : Romance,AU,Sadness,Drama

 

Rating                   : PG-15

 

Length                  : Songfic

 

Disclaimer           : Semua Cast yang ada adalah milik Tuhan,Orang tua dan Agensi masing-masing. Alur dan ide cerita sepenuhnya milik author. (Semua yang bergaris miring menandakan masa lalu Yugyeom)

 

Summary             :

  • Yu Gyeom with a girl (Park Jimin 15&-I Love You) –

“Tears keep falling even when I try to hold it in. I keep thinking of you even when I try to forget you. Words I hid, words I couldn’t say. Because I had no courage, because I couldn’t bear to say it. Words that linger around my lips, I love you”

.

.

.

.

.

Yugyeom meletakkan buku Geografi yang tengah dibacanya ke lantai. Ini sudah yang kesekian kalinya pemuda itu lakukan. Ia pun menghembuskan nafas panjang,mengadukan kepalanya ke dinding dengan pelan dan melihat ke langit-langit kamarnya. Entah mengapa sesak di rongga dadanya kembali datang setelah sebulan yang lalu hampir bisa Ia hilangkan.

“kenapa kau kembali ?”,racaunya dengan suara yang nyaris hilang. Yugyeom pun menunduk,dan menutupi sebelah matanya dan tanpa ia sadari air mata mengalir di wajah tampannya.

“Yugyeom-ssi…kau di panggil Mr.Park.”,Suara yang sangat Yugyeom kenal mengalun saat ia tengah bercengkrama dengan sahabatnya-Bambam- di sudut kelas. Ia pun menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis berdiri di hadapannya. “oh….dimana Mr.Park berada “,tanya yugyeom sambil berjalan mendekati Yerin-gadis yang memanggilnya-.

“Tadi ia ada di ruang perpustakaan.”,Jawab Yerin ramah.”emm…kau juga mau kesana ?”,tanya yugyeom. “

“aku ? aa…”,belum sempat Yerin menjawab,tiba-tiba Dowoon-ketua basket di sekolahnya- merangkul pundak Yerin. “Ayo kita ke kantin. Aku sudah lapar”,Rengek manja Dowoon pada Yerin. Yerin pun tersenyum melihat tingkah Dowoon kemudian berpamitan pada yugyeom dan berlalu dari kelas itu.

Bambam yang melihat semua itu langsung mendekat pada Yugyeom. “Jadi Yerin sudah melupakan mu ? kurasa Dowoon hebat,bisa membuat Yerin melupakanmu dengan mudah.”,Ujar Bambam pada Yugyeom meski arah mata dan kepalanya masih memandang pada punggung Dowoon dan Yerin yang semakin menjauh.

“When you call my name like it’s nothing

My heart hurts so much that I can’t speak”

Yerin memutar kenop pintu kamarnya,mendorongnya agar terbuka,dan masuk dengan langkah gontai. Ia pun melempar tas sekolahnya ke lantai dan menjatuhkan dirinya ke atas kasur. Ia memperhatikan langit-langit kamarnya dan menghela napas panjang,”ahhh…aku lelah sekaliiii”,Ia pun mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali,tanda bahwa kesadaran nya akan hilang dan mulai tertidur. Namun tiba-tiba suara lengking dari eomma nya mampu membuat Yerin terduduk kembali,”aku tidak makan malam eomma…aku ingin langsung istirahat.”,Jawab Yerin-sedikit keras-pada eommanya yang bertanya apakah ia akan makan malam atau tidak.

“memangnya sudah jam berapa sekarang ?”,Tanya Yerin pada diri sendiri. Ia pun melihat ke arah jam dinding kamarnya. “aa..sudah jam 11 malam.”,ujarnya. Yerin berdiri dan meregangkan otot-ototnya yang kaku. Tanpa disangka gerakan peregangan nya itu menyentuh sesuatu,Ia pun segera berhenti dan mengambil barang yang ia sentuh tadi. Sebuah buklet pictures penuh berisi foto dirinya telah Yerin genggam. Ia ingat betul bahwa itu di pesan khusus oleh Yugyeom untuk dirinya saat Anniversary hubungan mereka yang pertama.

Tanpa disangka Yerin tersenyum. Ia pun duduk di bangku meja belajarnya dan membuka kembali buklet pictures itu-untuk yang kesekian kalinya-. Ditengah keasikkannya memutar memori masa lalu tiba-tiba sebuah pesan singkat muncul di telepon genggam Yerin. Ia pun mengambilnya dan membaca.

“aku sudah sampai rumah…Kau sudah tidur ?”

“huft….”,hela Yerin. Ia pun meletakkan smartphone nya diatas buklet pictures miliknya dan mendongakkan kepala. “Saat aku masih dengan Yugyeom…saat kami masih bersama…aku tidak pernah pulang selarut ini…”,Racaunya. Ia sadar,sejak ia memilih Dowoon untuk menggantikan posisi Yugyeom di hatinya, ia seperti tidak mengenali dirinya sendiri. Ia sering pulang larut,kadang bolos pelajaran saat tim basket sekolahnya harus bertanding,dan juga sering berkumpul bersama Dowoon dan teman-temannya hanya untuk bermain billard hingga malam.

Yerin pun membuka laci meja nya dan mengambil foto Yugyeom dan dirinya-yang saat itu tengah tertawa bahagia-. Yerin pun mengelus pelan foto itu dan tersenyum miris. Tak lama kemudian,isak tangis mewarnai kamar bercat peach pastel dan di dominasi putih itu.

 How much more time has to pass for me to forget you?

How much more do I have to cry for the tears to stop?

 Entah kenapa pagi ini suasana hati Yerin sedang tidak baik. Semalaman ia menangisi hal yang tak mungkin kembali. Ia sengaja memakai kacamata dengan lensa bening biasa saat ke sekolah hari ini. Ia tidak mau semua orang kaget melihat matanya yang memerah dan bengkak. Tiba-tiba Jimin-teman sebangkunya-melambai ke arahnya. “Ada apa lagi sekarang ?”,tanya Yerin dalam hati namun dengan cepat ia membalas sapaan sahabatnya itu dengan senyuman.

“Kau tau ? Ada gosip menggemparkan hari ini !!!”,Ujar Jimin dengan menggebu-gebu bahkan nafas pun ia biarkan terengah-engah setelah berlari dari ujung koridor sekolah hanya untuk bertemu Yerin. Yerin pun membulatkan matanya. Ia tahu persis jika ada kalimat ‘menggemparkan’ maka memang ada hal serius yang terjadi di sekolahnya. “Memang ada apa ?”,Tanya Yerin penasaran.

“Genk Jaebum sunbae…dan genk Sungjin sunbae….mereka bertemu di kantin! Dan sepertinya akan terjadi pertarungan disana…karena suasana di kantin sangat tegang!”,Terang Jimin panik. Yerin pun masih membulatkan mata sempura. Bagaimana tidak,dua genk ‘hebat’ itu saling bertemu dan nyaris berkelahi! Dan yang membuat Yerin tambah cemas ialah….pertarungan genk itu semakin memanas karena dirinya. Ya,dirinya yang kini telah berstatus kekasih Dowoon,salah satu anggota kesayangan genk kelas tiga-Sungjin sunbae-.

“Yerin-ah…kau masih sadar kan ? Hei !!! Yugyeom juga ada disanaaaaa!!!!!”,Teriak Jimin yang akhirnya menyadarkan Yerin atas lamunan nya. Yerin pun berlari menuju kantin sekencang yang ia bisa. Ia baru sadar,jika ia dulu juga pernah menjadi pac-ah maksudnya mantan kekasih dari Yugyeom. Dan ia tahu betul jika Jaebum sunbae-pria kelas tiga dengan tingkat keangkuhan yang tinggi-itu bisa melakukan apa saja jika itu menyangkut anggotanya.

Suara hantaman juga pukulan terdengar dari luar. Yerin yang sudah berada di ambang pintu masih mematung sempura,takut untuk melihat keadaan di dalam. Namun,entah kekuatan darimana gadis itu melangkah mantap masuk ke dalam kantin dan menyaksikan Yugyeom tengah berkelahi dengan Dowoon. Hatinya mencelos saat ia melihat Sungjin dan Jaebum sunbae beserta antek-anteknya hanya diam melihat pertarungan mereka berdua.

Yugyeom yang tengah merangkak-setelah berhasil dilumpuhkan oleh Dowoon-berusaha berdiri. Dowoon yang melihat itu tersenyum sinis,mendekati Yugyeom dan menjambak rambut pria itu agar melihat ke arahnya. “jauhi…Yerin!”,Ucapnya pelan. Yerin yang melihat itu hanya bisa menangis. Masa bodohlah jika matanya semakin membengkak dan memerah. Selesai Dowoon melakukan itu pada Yugyeom,ia pun menghepaskan rambut Yugeyom kasar dan berlalu dengan genk-nya. Semua murid yang melihat kejadian itu satu-persatu kembali ke kegiatan mereka masing-masing.

Yerin pun mencengram buku matematikanya kencang agar menahan dirinya untuk berlari dan membantu Yugyeom. Ia pun menghapus air mata yang telah berjejak di pipinya dan berbalik pergi.

Tidak sampai lima langkah yerin menjauhi kantin,gadis itu bersender pada salah satu pilar,berjongkok dan menangis-lagi-.

 I close my eyes and draw out the back of you

Without knowing, like a fool, tears fall

Bel Istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas dengan bahagia kecuali yugyeom-yang memang tengah tertidur dari tadi akibat berkelahi dengan Dowoon- dan Yerin-yang entah mengapa enggan untuk keluar kelas hari ini-. Mengetahui bahwa Yugyeom masih di kelas,Yerin pun menengok ke arah bangku Yugyeom. “anak itu…kalau tahu lelah jika berkelahi seharusnya ia tidak melakukannya.”,Omel Yerin dalam hati.

Yerin pun bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Yugyeom. Ia nyaris mengusap rambut Yugyeom jika kesadarannya tidak mengingatkannya. Tiba-tiba Yugyeom mendongak dan menatap Yerin yang berdiri kaku di hadapannya. “Ada apa?”,Tanya Yugyeom dingin. Yerin nyaris ingin menangis saat Yugyeom berkata seperti itu. Bukan karena ia manja dan cengeng tapi selama ia mengenal Yugyeom,pria itu tidak pernah berkata sedingin itu padanya.

“euhm…bagaimana kondisi mu ? Apa ada yang sakit ? atau…”,Belum selesai Yerin bertanya Yugyeom sudah menjawabnya. “Aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatianmu.”Yerin pun hanya bisa mengangguk pelan. Tiba-tiba kedua tangan melingkar di pinggangnya. Yerin pun menoleh dan mendapati Dowoon tengah tersenyum ke arahnya.

“aku sudah mencari di seantero kantin,tapi ternyata kau masih di kelas ?”,Tanya Dowoon manis. Yerin pun dengan segera melapaskan pelukan Dowoon. “a-aku sedang menanyakan kondisi Yugyeom…dia terlihat sedang tidak baik..”,Terang Yerin agak takut-takut. Ya,Ia takut jika Dowoon tidak terima atas penjelasannya dan menghajar Yugyeom lagi.

Namun dugaan Yerin salah. Setelah beberapa detik keheningan melanda,Yugyeom berdiri dan tersenyum. Senyum yang sangat Yerin rindukan. Ia bahkan bisa merasakan bahwa sekarang kedua pipinya memerah. “aku tidak apa-apa. Sungguh. Terima kasih Yerin-ssi kau telah perhatian padaku.”Jelas Yugyeom ramah,sungguh berbanding terbalik dari yang tadi.

“kalau begitu bisa aku membawa Yerin pergi?”,Tanya Dowoon. Yerin rasanya ingin menolak dan bertahan dikelas namun ia yakin,jika ia mengatakan itu pada Dowoon..Pria itu pasti akan menghabisi Yugyeom lagi. “Tentu saja! Mengapa tidak?”,Jawaban yang Yerin tidak inginkan keluar dari mulut Yugyeom.

Dowoon pun tersenyum dan kemudian menarik Yerin pergi dengan senyuman Yugyeom yang masih terukir di wajahnya.

 I try to smile as if nothing is wrong but

My heart hurts so much that I can’t speak

Sudah berbulan-bulan Yerin berpacaran dengan Dowoon. Bahkan mereka berdua terlihat sering bermesraan berdua di sekolah. Hingga julukan ‘pasangan termesra’ tak dapat dielakkan untuk Dowoon dan Yerin. Yugyeom tau itu. Sangat tau jika Yerin adalah milik Dowoon. Catat! MILIK DOWOON!. Tapi apa yang harus ia lakukan jika kini-Ia dan Yerin-terlibat dalam satu kelompok dan harus menyerahkan tugas segera.

“Jika ia dekati Yerin,Dowoon pasti akan mengamuk. Dan mereka akan berkelahi lagi. Ia sudah lelah jika harus babak belur setiap hari. Jaebum hyung-nya itu selalu menyuruhnya untuk mengalah karena itu bukan berarti kalah. Tapi tidakkah hyung-nya itu iba melihat dirinya? Ah,masa bodohlah jika Dowoon memarahinya lagi…toh Ia mendekati Yerin hanya untuk tugas sekolah.”,pikir Yugyeom matang,Ia pun segera menemui Yerin yang selalu menghabiskan jam istirahat nya di bawah pohon dengan MP3 dan buku kesayangannya.

Kaki Yugyeom kaku saat melihat gadis yang tengah dicarinya tengah duduk berdua di bawah pohon dengan Dowoon. Mereka terlihat bahagia. Yugyeom pun membalikkan badannya segera,berjalan menuju perpustakaan dan bertekad untuk menyelesaikan tugas itu seorang diri. Toh,Ia masih memiliki sahabat dan hyung yang pasti akan membantunya.

Bel pun berbunyi. Yerin terlihat berdiri di depan kelas dengan di dampingi Dowoon. Yugyeom tahu persis,pria itu pasti sengaja mengantar Yerin ke kelas untuk memanasi dirinya. Setelah Dowoon mengusap rambut Yerin lembut,pria itu menghilang di antara murid yang berbaur.

“kau sudah makan Yugyeom ?”,tanya Yerin. “tch…pertanyaan yang sangat klise! Apa dia sedang mengujiku?”,kesal Yugyeom dalam hati. Yerin yang melihat tidak ada tanda-tanda Yugyeom membalas pertanyaan nya langsung mendekati Yugyeom,mengambil sesuatu dalam saku jas almameter-nya dan menaruhnya di atas meja Yugyeom. “Makanlah..itu roti kesukaanmu bukan? Entah mengapa aku tadi membelinya,dan baru sadar jika aku maupun Dowoon tidak menyukai roti itu. Jadi aku menyimpannya dan berencana ingin memberikan nya padamu.”,Jelas Yerin.

Yugyeom pun mengambil roti tersebut,di ikuti dengan senyum manis Yerin. Namun,Yugyeom mencengkram roti itu kuat hingga tidak berbentuk lagi. Yerin yang melihatnya hanya melongo. “Apa yang kau lakukan ?”,pekik Yerin. Yugyeom pun berdiri dan menyudutkan Yerin ke dinding. Dengan takut Yerin menatap mata Yugyeom,ada amarah yang tertahan di sana.

“lebih dari –apa aku sudah makan apa belum- adalah bagaimana kelanjutan tugas kelompok kita Yerin-ssi. Kau enak sekali berduaan dengan pria brengsek itu dan kau tau? Aku mengerjakannya sendirian! CATAT SEN-DI-RI-AN! Tidak ada yang mau membantuku tadi! Saat semua sedang sibuk berpasangan mencari materi,berdebat atau menstabilo kalimat penting untuk presentasi..Kau malah enak-enakan berpacaran dan aku yang bekerja. DASAR GADIS GILA!!!”,Entah mengapa emosi Yugyeom meledak. Sebenarnya jika pikirannya masih sehat,mungkin hal sepele ini tidak berpengaruh baginya namun setiap ia melihat Yerin,emosi nya sungguh tidak bisa ia kendalikan. Yerin membulatkan mata indahnya. Sungguh ia tidak menyangka Yugyeom bisa mengumpat sekasar itu padanya. Air mata pun mengalir tiada henti di pipinya. Yerin pun melepaskan cengraman Yugyeom,berjalan menuju bangkunya,membuka tas dan mengambil kumpulan kertas yang sudah di jilid sempurna.

“a-aku sudah m-mengerjakannya d-du-dua hari y-ya-yang laluu..aku sengaja tidak mengajakmu..karena k-kau p-pasti lelah akhir-akhir ini melatih dancemu untuk kejuaraan bukan? Maaf…k-karena a-aku lebih me-memilih berpacaran.”,Isak tangis mewarnai penjelasan Yerin.

Ia pun meletakkan tugas itu,mengambil tasnya dan berlari keluar kelas. Yugyeom yang melihat Yerin pergi dengan hati yang terluka langsung menendang bangku di hadapannya,berteriak keras dan jatuh terduduk.

“Yugyeom kau sungguh bodoh!”,Ucap Yugyeom sambil sesekali memukul lantai kelas.

 I don’t think I can go on

I guess this is the end

Yugyeom dan Bambam memasuki aula sekolah dengan gembira. Bagaimana tidak,hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi para hyung-nya. Hari ini tepat hari terakhir Jaebum,Jackson,Mark,dan Junior hyung-nya itu menjadi siswa di sekolah ini. “Maaf..tolong isi buku tamunya…”,Lamunan Yugyeom terhenti ketika salah satu panitia acara memintanya mengisi buku tamu.

“waaaahh…keren sekali tatanan acaranya!”,Puja Bambam. Sejujurnya baik Yugyeom maupun Bambam agak risih dengan dress code untuk perpisahan kali ini,dimana seluruh siswa bersetelan jas dan untuk para siswi mengenakan gaun. Agak lucu baginya yang berstatus kelas satu sekolah menengah untuk bersetelan jas.

“Hei! Kami disini.”,Teriak Junior sambil melambaikan tangan pada Yugyeom dan Bambam yang terlihat kebingungan mencari mereka. “Ada apa ini ? Kenapa hanya Jaebum hyung dan Junior hyung yang tidak berpasangan?”,Canda Bambam yang diikuti tawa renyah Yongjae. Jaebum dan Junior yang mendengarnya hanya tersenyum tipis dan yang satu lagi meninju pelan lengan Bambam.

Yugyeom tersenyum saat melihat Mark membawakan minuman untuk Jiwon. Terlihat sekali bahwa pria itu sungguh menjaganya. Yugyeom akui,Kim Jiwon-sunbaenya- itu sangat cantik hari ini. Ia juga terlihat mudah tersenyum sekarang. Jauh berbeda dari saat pertama kali bertemu,gadis cantik yang galak.

Yugyeom berpaling ke arah kiri,melihat betapa Jackson sungguh bahagia dengan Sohyun sekarang. Ingatannya melayang pada beberapa bulan yang lalu saat Jackson masih berstatus kekasih Yongji. “Jangankan tertawa seperti sekarang,tersenyum tulus pun tidak pernah!”,tawa kecil Yugyeom saat mengingat semua itu.

Saat lamunan Yugyeom tengah membawa nya mengelilingi masa lalu,tiba-tiba suara lantang dari sang pembawa acara mengagetkan Yugyeom. Pemberitahuan bahwa lantai dansa bagi para pasangan akan segera dimulai beberapa saat lagi itu,membuat beberapa siswa-siswi berlarian mencari pasangan dansa.

“Jaebum sunbae,maukah kau berdansa denganku?”,Tanya salah satu siswi tingkat dua. Jaebum mendengarnya,namun tak bergeming. “ahh..Hyung ku yang satu itu tetap sama. Sampai kapan dia tidak tertarik pada perempuan? Aku tidak bisa membayangkan jika ia melajang hingga tua.”,Yugyeom berkata dalam hati.

PETS!!

Lampu di seantero ruangan padam seketika,namun digantikan dengan lampu-lampu kecil yang memancarkan cahaya seadanya. Alunan musik klasik memenuhi ruangan. Seluruh pasangan dansa langsung melantai bersama,kecuali Yugyeom,Jaebum,dan Junior. Jika kalian bertanya dimana Bambam dan Yongjae,maka lihatlah dengan saksama. Bambam tengah berdansa dengan sunbae tingkat tiga yang selalu mengatakan bahwa ia sungguh imut. Dan Yongjae ? Pria itu tengah berdansa dengan yongji! Ya,kebahagiaan bagi Yongjae untuk berdansa dengan wanita no.1 di sekolahnya,dan kesempatan bagi Yongji untuk mengetahui apakah Jackson masih menyukainya.

Sudah 20 menit acara dansa itu berjalan,dan jujur itu membuat Yugyeom sedikit bosan. Ia melirik jam tangannya dan berdiri. “Kau mau kemana?”,tanya Jaebum cepat saat melihat Yugyeom berdiri. “Aku ingin jalan-jalan sebentar hyung. Aku sedikit bosan disini.”,Ucap Yugyeom dan berlalu.

Setelah mengangkat telepon dari sepupunya-Jun.k yang mengabarkan akan pulang dari Jepang-,Yugyeom langsung kembali ke acara perpisahan. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Sungguh ia tidak suka dengan pemandangan yang ia lihat. Yerin dan Dowoon sedang berciuman,dan melihat dari pose mereka yang tengah berdiri dengan jarak yang cukup dekat,Yugyeom yakin bahwa mereka tadi habis berdansa.

“yerin-ah…mengapa kau begitu tega padaku?”,tanya Yugyeom dalam hati. Ia pun mengambil smartphone nya,mengetik pesan untuk Jaebum dan berlalu meninggalkan aula itu dengan terluka.

 Because it hurts so much that my breath stops

Because only scars remain

“Yerin,Eomma ingin bicara.”

Yerin yang tengah mengerjakan tugas bahasa Inggris itu segera menyudahinya. Ia pun menghampiri kasur,duduk diatasnya dan menatap eomma. “ada apa eomma ?”,Tanya nya lembut. “kau…tahu bukan bahwa kita hanya tinggal bertiga setelah ayah meninggal?”,Eomma memulai pembicaraan. Meski Yerin tahu bahwa itu bukan pertanyaan utama,namun dengan cepat Yerin mengangguk.

“Dan eomma selalu mengajarkan,agar kita bertiga selalu bersama apapun yang terjadi. Baik kau,eomma maupun ahyeon kakakmu.”,Dan untuk kedua kalinya Yerin mengangguk. “Jadi…mengingat kakakmu ingin melanjutkan kuliahnya di Waseda University,kita juga belum pernah meninggalkan satu sama lain,jadi eomma rasa bagaimana kalau kita juga ikut ke Saitama ?”,Untuk pertanyaan yang satu ini Yerin tidak mengangguk. Beban berat serasa menghinggapi kepalanya.

“eomma…”,Ujar Yerin pelan. “Tidak mungkinkah jika ia dibiarkan tinggal disini ? Ia sungguh bisa menjaga diri dengan baik.”,Pikir Yerin. Ia berharap bahwa eomma nya hanya menggodanya,namun melihat dari tatapannya Yerin menunduk lemas. “eomma telah memikirnya puluhan kali Yerin-ah…Dan Eomma harap kau ikut.”,Eomma pun mengelus pelan rambut Yerin dan melangkah pergi.

Entah mengapa saat itu Yerin bingung. Ia sungguh bingung dengan opsi yang ada di hadapannya. Sebenarnya ini mungkin jawaban dari Tuhan,bagaimana cara ia harus melupakan Yugyeom namun Yerin berharap bukan saat ini. Ia pun memeluk bantal dan menangis.

-Beberapa Bulan Kemudian-

Seorang gadis tengah menyusuri koridor sekolah yang sepi. Ini sudah jam pulang sekolah,jadi sudah pasti hanya segelintir manusia disini. “Yerin! Doko kara demo?[1] Aku mencarimu dimana-mana.”,teriakkan Naoko di ujung koridor membuat Yerin berhenti. Ia jadi teringat akan sahabatnya-Jimin-. “sedang apa anak itu sekarang ? Apa ia masih berisik ?”,tanya Yerin dalam hati.

“Untuk apa kau mencari ku ?”,tanya Yerin saat Naoko sudah dihadapannya. “Kono[2]ada surat untukmu.”,Naoko menyerahkan surat beramplop biru langit pada Yerin. Ia pun mengambilnya,dan membolak-balik surat itu.”dare no?[3],tanya Yerin yang dibalas gelengan kepala dari Naoko.

“bukalah..”,Sahut Naoko. Yerin pun duduk di salah satu bangku di koridor dan membuka amplop itu dengan pelan. Sebuah foto pria memegang piala kemenangan tengah tersenyum sumringah. Entah mengapa senyum Yerin mengembang. “Jadi,anak itu menang kejuaraan dance ?”,Ucap Yerin. Ia pun tidak berhenti mengelus Yugyeom di foto itu.

“Dia siapa ? Kekasihmu?”,tanya Naoko. Suasana pun hening beberapa puluh detik hingga Yerin menggeleng pasti. “tidak. Kami sudah putus.”,Lanjutnya. “Dan kau masih menyukainya? Atau dia yang masih menyukaimu ?”,tanya Naoko lagi. Mendengar pertanyaan Naoko,Yerin memasukkan kembali foto itu kedalam amplop.

“mengapa kau bisa berpikiran begitu ?”,Tanya Yerin balik,namun kini ia menghadap Naoko. “karena kalian masih saja berkomunikasi hingga sekarang.”,Jawab Naoko pasti. Namun dibalas tawa renyah milik Yerin. “Bukan dia yang mengirimi ku foto ini,tapi sahabatku Jimin yang kumintai informasi apapun tentangnya jika aku sudah pindah.”,Jelas Yerin sambil tersenyum.

Naoko melongo. “kau…masih…menyukainya?”,Tanya Naoko pelan. Yerin pun menatap Naoko dalam,berdiri dan mengangkat tangannya di hadapan Naoko. “Ayo ku traktir es krim.”

 Words I hid, words I couldn’t say

Yugyeom berjalan menuju pohon yang biasa Yerin tempati. “hawa nya masih sama seperti saat pertama kali kita duduk berdua disini. Bahkan bodohnya aku bisa merasakan bahwa kau disini.”,Ucap Yugyeom pelan. Ia pun duduk disana dan mengingat semua hal yang terjadi belakangan ini.

“Kau tidak tahu bahwa Yerin sudah pindah sekolah?”,Tanya Jimin saat Yugyeom menanyakan keberadaan Yerin. “p-pindah ?”,Ulang Yugyeom. Jimin pun menjelaskan perihal kepindahan Yerin pada Yugyeom yang semata-mata demi ikut Ibu dan kakak perempuannya ke Saitama.

 “kenapa kau tidak memberitahu padaku Yerin…”,Ujar Yugyeom lagi dengan nada tercekat sambil memperhatikan surat yang tengah ia genggam.

“Hei,Yugyeom!”,Cegat Dowoon. Yugyeom pun menatap Dowoon kesal jika mengingat hal apa yang dilakukan Yerin dan Dowoon di acara perpisahan sekolah. “Mau apa lagi kau?”,tantang Yugyeom. Ia sungguh tidak takut dengan Dowoon sekarang toh Yerin sudah tidak disini lagi. BUK! Satu tinju melayang ke wajah Yugyeom dengan sempurna. “Apa-apaan kau ?”,kesal Yugyeom dan menarik kerah seragam Dowoon.

 “Kau mengambil Yerin dariku…aku diam. Kau injak harga diriku dihadapan semua orang pun aku diam. Apalagi yang kau inginkan dari ku hah ?”,Yugyeom sungguh tak bisa menahan lagi amarahnya. Ia sungguh tidak peduli jika seluruh siswa berhamburan dan melihat mereka bertengkar.

 “Cinta Yerin.”,Cengkraman di kerah baju Dowoon melemah setelah Dowoon mengucapkannya. “Apa maksudmu?”,tanya Yugyeom.”Sekuat apapun aku berusaha…ia tetap tidak melihat ke arahku. Dan itu yang membuatku muak denganmu.”,Jelas Dowoon. “segalanya aku berikan padanya…namun ia hanya ‘sekedar’ membalas,bukan belajar untuk mencintaiku.”,Lanjutnya yang kini di lihat dengan tatapan tak percaya dari Yugyeom.

 “hah! Kau menipuku! Jelas-jelas kalian sering terlihat bermesraan bahkan saat acara perpisahan…”,Kata-kata Yugyeom terpotong.”Itu karena ia beralasan sudah mulai mencintaiku makanya kami sering terlihat mesra. Bahkan saat acara perpisahan,ia mengaku belum bisa mencintaiku..saat ia mengatakan padaku bahwa selama ini ia hanya pura-pura,aku lepas kontrol. Aku pun mencium nya. Namun tidak ada yang istimewa. Tidak ada yang bisa membuatku membalikkan kata-katanya. Tidak ada penjelasan bahwa kami saling mencintai.”,Terang Dowoon nyaris putus asa.

 “ia hanya melihat padamu Yugyeom.”,Ucapan Dowoon tadi lantas menyadarkan Yugyeom atas sikap nya selama ini pada Yerin. Tentang bagaimana Ia menghardik Yerin yang perhatian padanya. Tentang amarah dan hujatannya pada Yerin. Semua itu terputar sempurna di otaknya.

 Atap sekolah menjadi satu-satu tempat yang bisa Yugyeom andalkan. Ia termenung mengingat semua kejujuran yang dilontarkan Dowoon. Entah mengapa rasa menyesal berkembang sangat pesat di hatinya. Yugyeom pun berteriak,berharap sesak di dadanya pupus. Namun,semakin lama ia berteriak…entah mengapa semakin deras air mata membanjiri pipi nya.

 You not being here even when I shout out

Not being able to see you ever again

Bel berbunyi nyaring. Menandakan bahwa semua murid harus mengikuti pelajaran selanjutnya. Yugyeom pun berdiri dari duduknya dan menatap pohon itu sekali lagi. “Maafkan aku Yerin..”,lirihnya. Ia pun mengangkat surat yang tengah ia genggam. Surat yang rencananya akan ia kirimkan untuk Yerin. Surat berisi curahan hatinya.

“aku harap kau bahagia disana,dan melupakan aku….”,Harap Yugyeom. Ia pun merobek surat itu menjadi empat bagian dan melempar nya ke atas. Tangan Yugyeom terkepal kuat,bibirnya seolah berusaha bicara namun masih terkatup. Hingga sepuluh detik kemudian,ia berkata,”Biarkan aku yang masih mencintaimu,Baek Yerin…”

Because I had no courage, because I couldn’t bear to say it

Words that linger around my lips, I love you

 

-FIN-

Penulis:

Saya hanya seorang manusia yang menyukai dunia tulis-menulis. Bukan ahli memang,hanya suka. Dan di dunia ini,ada beberapa hal yang tidak bisa kita paksakan. Salah satunya,suka atau tidaknya kalian pada tulisan ini.

Tinggalkan komentar