Diposkan pada Corat-coret

Past

Teruntuk kamu,

Yang mengajarkanku bahwa kehilangan itu sepi. Kehilangan itu sesal. Kehilangan itu bersalah. Tentang kamu yang mengajarkanku bahwa tak selamanya awalan yang tak indah akan dijalani dengan tak indah pula. Kamu yang memberiku alasan untuk selalu mengingat,bahwa karma itu ada.

“Hai! Kamu masih ingat aku? Gadis yang pernah melukaimu terlalu dalam. Sangat dalam. Dan keterlaluan. Iya! Itu aku. Gadis yang membuatmu menangis dan aku tertawa. Gadis jahat dan mungkin tak ingin kau kenang,bahkan tak ingin kau lihat di muka bumi. Bagaimana kabarmu? Aku lihat,kamu semakin baik tanpa aku. Atau memang,sebenarnya kamu selalu baik-baik saja dulu. Aku tak tahu.”

“Hai! Kamu masih ingat aku? Gadis yang membuatmu memohon padaku,padahal diluar sana masih banyak gadis yang menunggumu. Gadis yang dengan angkuhnya menolakmu,hanya karena pikiran pendek dulu. Gadis aneh dan mungkin tak ingin kau temui lagi. Bagaimana kabarmu? Kuyakin,lebih sempurna tanpa aku. Atau memang,sejak dulu hidupmu sudah sempurna sebelum bertemu denganku.”

Kamu,

Kita saat ini berada dibawah langit yang sama. Menghirup udara yang sama. Dan mungkin kita pernah melewati jalan yang sama. Namun mengapa aku merasa kau baik-baik saja,namun aku tidak? Atau memang hanya aku yang salah mengira. Mungkin sebenarnya kau lebih hancur saat itu. Ya. Saat itu. Saat paling mengerikan untukmu,namun hari penuh kebebasan untukku. Kau hancur,namun aku tetap berdiri tegak.

Kamu,

Jika boleh aku bicara,aku ingin mengatakan padamu,”aku,semenjak hari itu,selalu dihantui rasa bersalah padamu.” Entah memang karena hari itu,atau karena rasa yang kau berikan padaku terlalu manis untuk ku jahati.

Kamu,

Ada hal yang ingin kusampaikan,namun ku tak sanggup. Aku tak bisa menyampaikannya secara langsung padamu. Karena aku malu. Karena aku marah pada diriku sendiri. Marah karena telah menyia-nyiakan laki-laki sebaik kamu.

Kamu,

Entah kamu sadari atau tidak,kamu adalah laki-laki pertama di hidupku selain ayah dan adikku. Adalah laki-laki pertama yang menggenggam tanganku selain ayah dan adikku dengan perasaan sayang. Kamu pertama. Pertama yang mengajarkanku arti memahami. Pertama yang mengajarkanku arti cemburu. Yang mengajarkanku arti komitmen. Yang mengajarkanku bahwa jatuh cinta itu indah.

Kamu,

Ada kata yang ingin ku ucapkan namun terlambat. Kata yang kusesali tak pernah ku umbar padamu dulu. Dan saat ku sadari,dan ingin ku ucapkan,semua telah berbeda.

Kamu,

Jika waktu bisa diputar kembali,tak akan ku hentikan perhatianmu padaku hanya karena masalah sepele. Akan ku biarkan terus terjalin. Tak terputus.

Kamu,

Bukan dulu aku tak cinta. Hanya saja. Egois dan pemikiran pendek menghancurkan segalanya. Ku harap kamu maklum. Karena saat itu kita masih beranjak remaja.

Kamu,

Aku rindu. Dan tak tahu,kapan kau akan tahu.

 

 

 

-Anonim-